Jogja yang memiliki skema pendanaan film melalui danais, membuat seniman memiliki
kesempatan untuk melangkah ke jenjang yang lebih jauh. Singkatnya meningkatkan kualitas
para pembuat film yang tadinya semi-pro menjadi profesional. Tentu dalam pelaksanaannya
tidak semudah itu, ada bermacam dinamika yang berasal dari benturan berbagai keinginan.
Persoalan ini disebabkan karena ekosistem film yang tidak hanya berisi pembuat film. Salah
satu pilar dari ekosistem ini ada juga seorang aktor. Jika skema pendanaan film danais
memungkinkan filmmaker memiliki batu loncatan, kiprah para aktor yang tampil di depan layar
juga layaknya perlu dikaji lebih jauh. Bagaimana mereka merasakan dampak nyata
sebagaimana para sutradara film?. Selain itu, film danais juga kerap disebut sebagai film jogja.
Film dengan embel-embel kota tertentu, pasti secara langsung menyematkan identitas pada
cerita dan tokoh-tokoh yang hadir dalam film. Bagaimana pengalaman para aktor menubuhkan
peran-peran yang identik dengan ke-jogja-an? Dua hal ini yang akan dibicarakan lebih jauh
bersama Pak Soeyik, aktor yang akan sangat mudah kita temui dalam film danais dari tahun ke
tahun.
Kata kunci: Film danais sebagai batu loncatan dan menubuhkan karakter dan identitas
manusia Jogja